Mengapa Jalan Cepat Termasuk Dalam Cabang Olahraga Atletik
Diperbarui: 21 Mei 2024, 14:31 WIB Diterbitkan: 21 Mei 2024, 14:05 WIB
Halodoc, Jakarta – Olahraga atletik adalah kumpulan disiplin olahraga yang melibatkan berbagai jenis perlombaan lari, lompat, dan lempar. Atletik mencakup berbagai cabang olahraga yang melibatkan berlari, berjalan, melompat dan melempar.
Olahraga ini tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga dapat membantu tubuh tetap sehat. Olahraga atletik sepenuhnya diatur dan dikelola oleh International Association of Athletics Federation (IAAF).
Nah, agar dapat lebih memahaminya, ketahui informasi lebih lengkap mengenai atletik di sini!
Meningkatkan rasa percaya diri dan kematangan emosional
Aktivitas fisik adalah salah satu kegiatan pokok yang membantu memperkuat rasa percaya diri. Partisipasi dalam olahraga atletik memungkinkan individu untuk menggali potensi pribadi dan menyadari kemampuannya. Hal ini dapat berperan dalam meningkatkan tingkat percaya diri dan kematangan emosional.
Itulah penjelasan mengenai olahraga atletik dan cabang yang sering dipertandingkan. Jika kamu atau anggota keluargamu tertarik mengikutinya, pastikan untuk terlebih dahulu berdiskusi dengan dokter. Sebab, olahraga ini membutuhkan kekuatan dan keseimbangan tubuh yang sesuai.
Atletik adalah cabang olahraga yang terdiri dari beragam gerakan, mulai dari lari, jalan, lompat, dan lempar dalam berbagai disiplin nomor. Di dunia olahraga, atletik termasuk dalam cabang olahraga individu.
Atletik juga dikenal sebagai mother of sports (ibunya olahraga). Ini karena gerakan dalam olahraga atletik diterapkan dalam beberapa cabang olahraga yang lainnya.
Baca Juga: Deretan Nomor Atletik Paling Populer di Dunia
Lintasan dan Lapangan (Track and Field)
Nomor Atletik yang termasuk dalam track and field dibagi berdasarkan media perlombaan. Semua nomor lari diadakan dalam lintasan. Misalnya, lari jarak pendek (sprint), jarak menengah (middle distance), lari jarak jauh, jalan cepat, lari gawang dan steeplechase.
Sementara itu, nomor lapangan memiliki area khusus dari masing-masing nomor. Menyesuaikan kebutuhan dan aktivitas olahraganya. Dalam atletik, nomor lapangan terdiri dar nomor dengan aktivitas melempar dan melompat.
Membicarakan soal sejarah Atletik cukup menarik. Sebab atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Pasalnya, lari, lompat dan lempar telah dilakukan secara umum dalam aktivitas fisik manusia sehari-hari. Bahkan sejak manusia ada di Bumi. Namun dokumentasi pertama dari kompetisi atletik terjadi pada peradaban Yunani Kuno, dalam sebuah Olimpiade, yang diadakan pada tahun 776 SM.
Kemudian, Olimpiade versi modern digelar di Yunani pada tahun 1896. Menandai era baru bagi olahraga atletik. Keberadaan Olimpiade tersebut diprakarsai oleh Pierre-de-Coubertin. Hingga awal 1920-an, hanya laki-laki yang bisa berpartisipasi dalam kompetisi olahraga. Terutama untuk atletik.
Baca Juga: Mengenal Sejarah Atletik, Cabang Olahraga Paling Tua di Dunia
Kompetisi untuk wanita dalam dunia atletik baru dimulai tahun 1920. Seiring waktu, lebih banyak kompetisi wanita yang diperkenalkan, daripada laki-laki. Namun, baru menjelang abad ke-20 kompetisi pria dan wanita diberi status yang sama.
Selanjutnya, kompetisi untuk penyandang cacat pertama kali diperkenalkan di Olimpiade tahun 1960. Sejak tahun 1990-an dan seterusnya, kompetisi atletik semakin profesional.
Baca Juga: Kenalan Yuk dengan Induk Organisasi Atletik Internasional, World Athletics
Selain mengenal sejarah, untuk memahami atletik kita juga perlu mengetahui apa saja nomor atletik. Apa itu nomor atletik? Nomor atletik adalah penyebutan cabang-cabang Atletik. Secara umum nomor atletik terbagi dua, yakni nomor lintasan dan nomor lapangan.
Nomor lintasan adalah kompetisi yang menggunakan media lintasan dengan ukuran jarak tertentu. Termasuk lari jarak pendek (sprint) dengan variasi 100 meter, 200 meter, 400 meter, lari jarak menengah (middle distance) dengan variasi 800 meter dan 1500 meter, lari jarak jauh, lari gawang, steeplechase, dan lari estafet (relays) 4x100 meter serta 4x400 meter.
1. Lari Jarak Pendek (Sprint)
Perlombaan lari jarak pendek dalam SAC Indonesia
Sprint adalah nama yang diberikan untuk lari jarak pendek. Dalam olahraga ini, pelari mencoba untuk mempertahankan kecepatan maksimum agar dapat finis di urutan pertama. Dalam lari jarak pendek, jarak yang ditentukan cukup beragam, yakni 100 meter, 200 meter, 400 meter.
Pada kompetisi tingkat profesional dan SAC Indonesia, sprinter (pelari jarak pendek) memulai balapan dengan start block. Para pelari jarak pendek harus tetap di jalur yang sama sepanjang sprint dilakukan. Pria atau wanita yang berlari paling cepat dan mengambil memenangkan perlombaan.
Baca Juga: Lari Jarak Pendek: Pengertian, Sejarah, Cara dan Manfaat
2. Lari Jarak Menengah (Middle Distance)
Perlombaan lari jarak menengah dalam SAC Indonesia
Lari jarak menengah terdiri dari dua nomor. Yakni 800 meter dan 1.500 meter. Dalam SAC Indonesia, terdapat nomor 1.000 meter. Baik untuk sektor putra dan sektor putri. Pelari memulai lomba menggunakan posisi start berdiri. Setelah mendengar pistol starter, para pelari dapat memulai perlombaan.
Berbeda dengan lari jarak pendek, pelari jarak menengah diperbolehkan untuk berpindah jalur dan mengambil lintasan terdalam. Tak hanya mengandalkan kecepatan, lari jarak menengah juga membutuhkan daya tahan yang kuat. Sama seperti sprint, lari jarak menengah juga memperhitungkan kecepatan waktu untuk mengukur kemenangan.
Baca Juga: Lari Jarak Menengah: Pengertian, Sejarah, dan Teknik Dasar
3. Lari Jarak Jauh (Long Distances)
Perlombaan lari jarak jauh dalam SAC Indonesia
Terdapat empat nomor lari jarak jauh umum di lintasan. Yakni 3000 meter, 5000 meter dan 10.000 meter. Kompetisi lari jarak jauh ini memiliki banyak kesamaan dengan lari jarak menengah. Namun, dalam hal ini, kecepatan, daya tahan, dan teknik lari juga memainkan peran penting. Dalam nomor ini, pelari juga perlu mengontrol energi mereka untuk memenangkan perlombaan.
Baca Juga: Lari Jarak Jauh: Pengertian, Variasi, Teknik Dasar dan Sejarah
4. Lari Estafet (Relays)
Perlombaan lari estafet dalam SAC Indonesia
Lari estafet adalah satu-satunya kompetisi atletik yang menempatkan pelari dalam sebuah tim untuk bersaing dengan tim lain. Perlombaan lari estafet umumnya adalah 4x100 meter dan 4x400 meter. Pertukaran tongkat estafet berlangsung dalam waktu dan area tertentu yang disebut wissel zone.
Tim dapat didiskualifikasi jika gagal melakukan pertukaran tongkat estafet di area yang sudah ditentukan. Sebuah tim juga dilarang untuk melakukan atau sengaja menghalangi pelari dalam tim lain.
Perlombaan 4×100 meter adalah berlari cepat dalam jalur yang sama di lintasan. Artinya, tim secara kolektif menjalankan satu perputaran lintasan hingga finis.
Baca Juga: Mengenal Lari Estafet: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Peraturan
5. Lari Gawang (Hurdles)
Contoh perlombaa lari gawang dalam invitasi atletik di SAC Indonesia
Dalam perlombaan ini, terdapat rintangan yang ditempatkan pada jarak tertentu di sepanjang lintasan. Untuk memenangkan perlombaan, pelari harus melompati rintangan hingga ke garis finis. Perlombaan lari gawang umumnya menggunakan jarak 100 meter dan 400 meter untuk wanita dan 110 meter dan 400 meter untuk pria.
Manajemen waktu, gerak kaki, dan teknik melompat adalah kunci dalam memenangkan lomba lari gawang. Selain diwajibkan mampu melompat, atlet juga harus berlari cepat. Dengan begitu, untuk menang dalam perlombaan lari gawang, atlet harus melompati rintangan tanpa memperlambat kecepatan lari.
Baca Juga: Mengenal Lari Gawang: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Peraturan
Nomor lapangan merupakan kompetisi yang dapat diikuti oleh laki-laki dan wanita di luar nomor lintasan. Termasuk nomor lompat. Yang terdiri dari lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi dan lompat galah. Juga nomor lempar. Yang terdiri dari tolak peluru, lempar cakram, lempar lembing dan lontar martil.
1. Lompat Jauh (Long Jump)
Perlombaan lompat jauh dalam SAC Indonesia
Lompat jauh merupakan salah satu kompetisi tertua dalam perlombaan atletik. Dalam kompetisi ini, terdapat area bernama bak pasir pendaratan dan papan lepas landas, dengan lebar 20 centimeter. Pertama, atlet harus berlari di lintasan untuk melakukan lepas landas dan melompat. Kemudian, atlet harus melakukan finis di sebuah bak pasir.
Jika ada bagian kaki pelompat jauh yang melewati papan lepas landas atau garisnya, lompatan dianggap tidak sah. Menurut laman resmi Olympics, lompat jauh merupakan salah satu nomor lapangan paling sulit dikuasai.
Baca Juga: Mengenal Lompat Jauh: Pengertian, Sejarah dan Gaya
Perolehan jarak lompat jauh diukur dari ujung papan lepas landas ke tanda terdekat tubuh pelompat jauh jatuh di bak pasir. Pelompat jauh profesional biasanya memiliki tenaga yang kuat, kemampuan, akselerasi dan sprint. Namun, atlet lompat jauh juga harus memiliki langkah yang konsisten untuk melakukan lepas landas sambil tetap mempertahankan kecepatan lari maksimum.
2. Lompat Jangkit (Triple Jump)
Perlombaan lompat jangkit dalam invitasi atletik SAC Indonesia
Kompetisi lompat jangkit mirip dengan lompat jauh. Kompetisi ini juga membutuhkan sebuah bak pasir. Dalam bahasa Inggris, lompat jangkit juga disebut sebagai "hop-step and jump". Atlet harus berlari dari lintasan dan melompat dari papan lepas landas pertama kemudian mengambil langkah dan melompat.
Baca Juga: Lompat Jangkit: Pengertian, Sejarah dan Teknik Dasar
3. Lompat Tinggi (High Jump)
Dalam kompetisi lompat tinggi, para peserta perlu menggabungkan kecepatan, untuk menghasilkan gaya angkat, dengan teknik melompat. Cara kerja lompat tinggi cukup rumit. Pelompat wajib mendekati palang, mengangkat tubuh, kemudian melompat dan mendarat di atas bantal pendaratan.
Para atlet harus melewati palang sepanjang 4 meter tanpa menjatuhkannya dari penopang. Pada awalnya, palang akan dipasang pada ketinggian rendah, di mana pesaing dapat memilih untuk melompatinya atau meminta ketinggian palang dinaikkan.
Setiap atlet yang lolos maju ke babak berikutnya. Mereka diberi peringkat sesuai dengan ketinggian lompatan. Seorang atlet diberikan maksimal tiga percobaan dari setiap ketinggian. Pesaing akan tersingkir jika gagal tiga lompatan berturut-turut pada ketinggian tertentu.
Baca Juga: Lompat Tinggi: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Gaya
4. Lompat Galah (Pole Vault)
Perlombaan lompat galah dalam SAC Indonesia
Lompat galah hampir mirip dengan lompat tinggi. Hanya saja pelompat harus membawa tiang fiberglass atau serat karbon. Untuk melakukan lompat galah, para atlet harus mendorong diri mereka ke atas mistar gawang dan mendarat di matras. Seperti halnya lompat tinggi, pelompat dapat menyentuh palang, asalkan tidak jatuh.
Baca Juga: Lompat Galah: Pengertian, Sejarah, Teknik dan Peraturan
5. Tolak Peluru (Shot Put)
Perlombaan tolak peluru dalam SAC Indonesia
Tolak peluru adalah salah satu olahraga nomor lempar dalam atletik. Para atlet harus menolak sebuah bola logam ke udara untuk mendapatkan jarak maksimum. Untuk atlet putra, bola logamnya memiliki berat 5 kilogram dan untuk atlet putri beratnya 4 kilogram.
Saat melakukan tolak peluru, para atlet harus tetap dalam lingkaran berdiameter 2,1 meter sampai tolakan telah mendarat di area yang telah ditentukan. Tolak peluru harus dilakukan dari bahu dengan satu tangan saja.
Baca Juga: Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah, Teknik, Aturan dan Manfaat
6. Lempar Cakram (Discus Throw)
Atlet lempar cakram, Stahl, dalam World Athletics Championships di Doha tahun 2019
Lempar cakram mirip seperti tolak peluru. Hanya saja bobot yang dibawa berbeda. Dalam kompetisi cakram, atlet berdiri di dalam lingkaran lempar. Sesuai teknik, mereka harus berbalik satu setengah kali dan melempar cakram sejauh yang dia bisa. Cakram adalah piring bundar yang terbuat dari kayu dan logam. Untuk berat cakram pria mencapai 2 kilogram. Sementara untuk wanita 1 kilogram.
Saat melempar cakram, atlet harus tetap berada dalam lingkaran. Kaki atlet tak boleh meninggalkan area ini sebelum cakram mencapai tanah. Bahkan setelah itu atlet harus meninggalkan lingkaran dari belakang. Kalau tidak, lemparannya tak akan dihitung.
Baca Juga: Lempar Cakram: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar, Aturan dan Manfaat
7. Lempar Lembing (Javelin Throw)
Champion SAC, Bayanillah, saat mencoba lempar lembing di SAC Indonesia
Lempar lembing merupakan salah satu olahraga yang bertujuan mencari jarak terjauh dari objek lemparan. Lembing mirip seperti tombak. Ukuran panjang resmi lembing untuk wanita adalah 2,2 hingga 2,3 meter dan berat 600 gram. Sementara, berat lembing untuk pria adalah 800 gram dan panjang 2,6 hingga 2,7 meter.
Lembing harus dilempar dengan cara tertentu agar sah dalam perhitungan kompetisi. Atlet harus memegang lembing dengan tangannya lalu melempar lembing ke atas dan tak bisa memutar ke belakang target saat melempar. Saat melempar lembing, atlet berlari di landasan pacu untuk mendapatkan momentum dan kemudian harus melempar lembing sebelum melewati garis.
Baca Juga: Lempar Lembing: Pengertian, Sejarah, Teknik, dan Gaya
8. Lontar Martil (Hammer Throw)
Perlombaan lontar martil dalam Kejuaraan Atletik Dunia
Lontar martil sebenarnya tak melemparkan palu seperti yang banyak orang pikirkan. Dalam kompetisi lontar martil, para atlet melakukan lontaran dari bola. Yang melekat pada pegangan dengan kawat panjang. Seperti cakram dan tolak peluru, atlet harus tetap berada di area lingkaran sampai martil mendarat.
Agar dapat menciptakan jarak sejauh mungkin, para atlet harus berputar beberapa kali untuk mendapatkan momentum sebelum melepaskan bola. Keseimbangan tubuh sangat penting dalam olahraga ini. Karena gaya yang dihasilkan oleh memiliki bola berat di ujung kawat panjang. (*)
Baca Juga: Lontar Martil: Pengertian, Sejarah, Teknik, Aturan dan Manfaat
Berbagai Manfaat Olahraga Atletik untuk Kesehatan Tubuh
Pada dasarnya, semua jenis olahraga memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh, termasuk juga olahraga atletik. Berikut adalah beberapa manfaat olahraga atletik yang perlu kamu ketahui:
Meningkatkan metabolisme tubuh
Berlatih atletik dapat meningkatkan metabolisme tubuh karena menghasilkan pengeluaran energi tubuh yang lebih besar. Dampak positif lainnya adalah memungkinkan untuk menurunkan berat badan dan mencegah obesitas.
Menurut studi yang terbit dalam Journal of the International Society of Sports Nutrition, olahraga jenis atletik dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Pada akhirnya ini dapat memangkas lemak tubuh dan bagaimana tubuh memproses kalori yang masuk dan mengubahnya menjadi energi.
Mau tahu fakta-fakta menarik mengenai daya tahan dalam olahraga? Baca selengkapnya di artikel ini: “Mengenal Daya Tahan: Jenis dan Cara Ampuh untuk Meningkatkannya“.
Pengertian Olahraga Atletik
Atletik adalah kumpulan cabang olahraga yang meliputi perlombaan seperti lari, lempar, lompat, dan jalan. Sejarahnya berawal dari pertandingan olimpiade kuno pada 776 SM di Yunani.
Baru kemudian berkembang pada abad ke 19 dan 20 di Amerika Utara dan Eropa Barat, hingga akhirnya menyebar ke belahan dunia lain sampai sekarang.
Ada beberapa jenis olahraga yang berbeda dalam setiap nomornya. Nomor lari terdiri mulai dari sprint hingga maraton. Nomor lompat bisa berupa lompat tinggi dan lompat jauh.
Sementara itu, nomor lempar bisa berupa lempar lembing dan peluru. Sedangkan nomor jalan bisa terdiri dari jalan cepat.
Meningkatkan kinerja kardiovaskular
Latihan atletik dapat meningkatkan kinerja jantung. Detak jantung dan tekanan darah sedikit meningkat sebagai dampak dari latihan yang pada akhirnya dapat mencegah perkembangan penyakit jantung.
Selain itu, rutin berolahraga atletik juga berkontribusi pada kontrol tekanan darah saat istirahat dan selama bergerak. Tubuh lebih prima, tidak mudah lelah dan tidak gampang sakit.
Tidak hanya atletik, renang gaya punggung adalah jenis latihan lain yang dapat meningkatkan kekuatan kardiovaskular. Baca penjelasannya di artikel Kenali Teknik Dasar untuk Lakukan Renang Gaya Punggung.
Menjaga fleksibilitas gerak tubuh
Bertambahnya usia dapat secara bertahap mengurangi fleksibilitas gerakan tubuh. Melalui latihan atletik, otot mendapatkan kesempatan untuk meregang dan menguat.
Alhasil, olahraga ini dapat meningkatkan kelenturan dan pada saat yang bersamaan, mencegah terjadinya cedera otot.
Cabang Olahraga Atletik yang Sering Dipertandingkan
Jika dihitung secara keseluruhan, ada ratusan olahraga atletik yang sering dipertandingkan di setiap event olahraga. Namun, dari sekian banyak ada beberapa olahraga yang populer, yaitu:
1. Jalan cepat. Jalan cepat berbeda dari jalan biasa karena memiliki aturan khusus yang perlu atlet ikuti. Satu atau kedua kaki peserta harus menyentuh tanah saat melakukan olahraga jalan cepat.
2. Lari jarak pendek. Cabang olahraga ini memiliki nama sprint, dengan pembagian jarak 100 meter, 200 meter, dan 400 meter, termasuk variasinya seperti estafet. Seperti jenis lari lainnya, lari jarak pendek memiliki teknik tersendiri supaya bisa mencapai jarak yang lomba tentukan. Yuk, baca artikel Wajib Tahu, Ini 4 Teknik Lari Jarak Pendek untuk informasi lengkapnya.
3. Lari jarak menengah. Ini adalah cabang olahraga lari yang secara formal menjadi lomba di sejumlah kompetisi. Dua jarak yang paling umum untuk kompetisi lari jarak menengah adalah 800 meter dan 1.500 meter.
4. Lari jarak jauh. Sebutan lain dari lari jarak jauh adalah maraton. Pelari jarak jauh biasanya berlari dengan kecepatan yang jauh lebih lambat tetapi konsisten untuk mencapai garis finish. Perlombaan lari jarak jauh termasuk dalam kompetisi formal dengan jarak mulai dari 5 – 42 kilometer (ultramarathon).
5. Lompat Jauh. Untuk melakukannya, seorang atlet harus berlari di landasan yang terbuat dari karet vulkanisir dan kemudian melompat ke matras yang penuh pasir halus. Pemenang perlombaan ini adalah yang jaraknya lebih jauh.
6. Tolak peluru. Olahraga atletik ini melibatkan lemparan bola dengan dua cara seperti meluncur. Cara pertama, tembakan harus pemain lempar melingkar 180 derajat dan cara kedua adalah berputar di mana tembakan pemain lempar secara linier.
Meningkatkan daya tahan otot
Menurut studi yang terbit dalam Frontiers Media SA, otot adalah salah satu organ tubuh yang paling banyak bekerja selama latihan atletik. Hal ini dapat meningkatkan kapasitas aerobik dan kekuatan sistem oksidatif sel otot, tulang dan sendi. Pada akhirnya, olahraga atletik akan memaksimalkan fungsi otot menjadi lebih baik dan meningkatkan daya tahannya.